Monday 13 January 2014

SILOGISME KATEGORIK


SILOGISME KATEGORIK Agar diperoleh simpulan yang benar, harus diperhatikan patokan-patokan silogisme, patokan-patokan itu adalah: 1. Apabila dalam satu premis partikular, simpulan harus partikular juga. Contoh: Semua yang halal dimakan menyehatkan Sebagian makanan tidak menyehatkan. Jadi,sebagian makanan tidak halal di makan. Semua cerita cabul tidak boleh untuk mendidik Sebagian cerita Jaka Tarub adalah cabul Jadi,sebagian cerita Jaka Tarub tidak boleh untuk mendidik. 2. Apabila salah satu premis negatif, simpulan harus negatif juga. Contoh: Semua koruptor tidak disenangi Sebagian pejabat adalah koruptor Jadi, sebagian pejabat tidak disenangi. Semua mahasiswa terdidik Sebagian manusia tidak terdidik Jadi, sebagian manusia bukan mahasiswa. 3. Dari dua premis yang sama-sama partikular tidak sah diambil simpulan. Contoh: Beberapa politikus tidak jujur. Banyak cendekiawan adalah politikus. Jadi, banyak cendekiawan tidak jujur. Beberapa orang kaya kikir. Beberapa pedagang adalah kaya. Jadi, beberapa pedagang adalah kikir. Simpulan yang diturunkan dari premis partikular tidak pernah menghasilkan kebenaran yang pasti. Oleh karena itu, simpulan seperti: Sebagian pelaut dapat menganyam tali dengan baik. Hasan adalah pelaut. Jadi, kemungkinan “Hasan dapat menganyak tali dengan baik” adalah tidak sah. Sembilan puluh persen pedagang Pasar Baru jujur. Johan adalah pedagang Pasar Baru Sembilan puluh persen Johan adalah jujur (Simpulan ini tidak sah). 4. Dari dua premis yang sama-sama negatif tidak dihasilkan simpulan apa pun karena tidak ada mata rantai yang menghubungkan kedua proposisi premisnya. Simpulan dapat diambil bila sedikitnya salah satu premisnya positif. 5. Salah satu dari term penengah harus tertebar (mencakup). Dua premis yang term penengahnya tidak tertebar akan menghasilkan simpulan yang salah. Contoh: Semua ikan berdarah dingin. Binatang ini berdarah dingin. Jadi, binatang ini adalah ikan (padahal bisa juga binatang melata!) Semua tanaman membutuhkan air Manusia membutuhkan air. Jadi, manusia adalah tanaman. 6. Term predikat dalam simpulan harus konsisten dengan term predikat yang ada pada premisnya. Bila tidak, simpulan menjadi salah. Contoh: Kerbau adalah binatang. Kambing bukan kerbau. Jadi, kambing bukan binatang. (binatang pada konklusi merupakan term negatif, sedangkan pada premis adalah positif). Hasan adalah manusia. Budi bukan Hasan. Jadi, Budi bukan Hasan. 7. Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna ganda, simpulan menjadi lain. Contoh: Bulan itu bersinar di langit. Januari adalah bulan. Jadi, Januari bersinar di langi. Orang yang berpenyakit menular harus diasingkan. Orang yang berpanu adalah berpenyakit menular Jadi, orang yang berpanu harus diasingkan. 8. Silogisme harus terdiri atas tiga term, yaitu term subjek, term predikat, dan term middle. Apabila terdiri dari sebuah tema tidak bisa diturunkan konklusi, begitu pula bila terdiri dari dua atau lebih dari tiga term. (Sumber: Mundiri. 2003. Logika. Jakarta: Rajawali Pers).

No comments: